Makna Pendidikan
Assalamualaikum Wr. Wb. Ma’asyiral Muslimin Rohima kumullah,
Dalam konsep pemahaman yang terkait seputar pendidikan yang penulis peroleh bahwa fungsi dan makna pendidikan itu sangat tinggi dalam persepektif pendidikan apa pun untuk kemakmuran dan kesejahteraan manusia dari berbagai disiplin ilmu.
Di dalam sebuah negara yang maju konsep pendidikan demi mewarisi generasi muda nya mendapatkan perhatian yang sangat besar mulai dari usia pra sekolah sampai perguruan tinggi, sarana dan pra sarana dari berbagai disiplin ilmu, lembaga penelitian dan pengembangan begitu porsinya besar demi berlangsungnya tongkat estapet kemajuan bagi generasi berikutnya.
Muncul konsep pendidikan seperti “lifelong education” dan teori-teori pendidikan seperti menurut Frederick J.Mc Donald dan M.J. Langeveld, pendidikan adalah suatu proses atau kegiatan yang diarahkan untuk mengubah kebiasaan (behavior) manusia. Sedangkan menurut John Dewey, pendidikan merupakan salah satu proses pembaharuan makna pengalaman.
Pendidikan dapat dimaknai secara beragam tergantung dari sudut pandang masing-masing dan teori yang dipegannya.
Lalu bagaimana Islam berbicara mengenai pendidikan ini, Islam telah mengatur semuanya kehidupan manusia seluruh aspek dari yang paling kecil sampai yang paling besar dan semua ditulis dalam alquran dan alhadits antara lain untuk pendidikan keluarga (diabadikan dalam surat lukaman) serta tahap-tahap perkembangan anak sesuai dengan usia dan mekanisme pelaksanaannya telah diatur dalam Islam dengan wahyu Alqur’an dan hadits kepada Junjungan kita nabi besar Muhammad Saw..
Terkait dengan pendidikan ini seperti yang telah diwahyukan pada nabi besar Muhammad SAW, dan diperkuat dengan hadits-haditsnya. Alquran telah berbicara tentang pendidikan ini 14 abad yang lalu, konsep lifelong education, atau belajar sepenjang hayat adalah ciri has Islam , Seperti hadits nabi
“Utlubul ilma minal mahdi ilalahdi, capailah ilmu dari buaian sampai liang lahat”.
serta didalam menempuh ilmu Islam mengajarkan untuk mencari meski sampai jauh hal ini tertera dalam hadits nabi “capailah ilmu walau sampai ke negeri china”
Dalam ayat pertama kali Alquran yang diwahyukan Allah dimuka bumi kepada Nabi besar Muhammad SAW adalah tentang pendidikan yaitu surat Al-A’laq (Iqra) ayat 1-5 ini ditegaskan oleh jumhur ulama dan diperkuat oleh Hadits Nabi yang diterima oleh Siti Aisyah dan di pandukan dalam Riwayat bukhari dan Muslim yaitu :
1. Bacalah dengan (menyebut) nama Rabbmu Yang menciptakan, (QS. 96:1)
2. Dia telah menciptakan manusia dengan segumpal darah. (QS. 96:2)
3. Bacalah, dan Rabbmulah Yang Paling Pemurah, (QS. 96:3)
4. Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam 1590. (QS. 96:4)
5. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. (QS. 96:5)
Dari ayat diatas Allah mengajari manusia dari penciptaan yang sangat sederhana, hina dan kemudian menjadi sempurna, agar manusia iman akan Rububiahnya Allah. Melalui ayat ini bagaimana tingginya nilai membaca, menulis dan berilmu pengetahuan.
Andaikan tidak karena kalam niscaya banyak ilmu pengetahuan yang tidak terpelihara dengan baik, banyak penelitian yang tidak tercatat dan banyak ajaran agama yang hilang. Pengetahuan orang dahulu kala tidak dapat dikenal oleh orang-orang masa sekarang baik penjabaran ilmu fiqih hasil telaah para ulama, ilmu pengetahuan umum, ilmu seni dan lain-lain.
Dengan akar pada ayat ini Islam telah menemui kejayaan pada pada masa yang sangat luar biasa dalam belantara ilmu pengetahuan dan teknologi terutama masa-masa Bani Abasiyah dan Utsmaniyah. Ilmu-ilmu berkembang pesat seperti ilmu kedokteran, matematik, kelautan dan lain-lain.
Terkait dengan pendidikan ini Allah Ta’ala berfirman dalam surah Al-Mujaadalah ayat 11
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا قِيلَ لَكُمْ تَفَسَّحُوا فِي الْمَجَالِسِ فَافْسَحُوا يَفْسَحِ اللَّهُ لَكُمْ وَإِذَا قِيلَ انْشُزُوا فَانْشُزُوا يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ.
Hai orang-orang yang beriman apabila dikatakan kepadamu: “Berlapang-lapanglah dalam majlis”, Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Apabila dikatakan: “Berdirilah kamu”, Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
Nabi besar Muhammad SAW pun mengatakan bahwa salah satu dari amalan yang tidak akan putus pahalanya dari seorang muslim yang telah meninggal sekalipun adalah ilmu yg bermanfaat. Lihatlah peninggalan para ulama yang tak terhingga sampai saat ini masih ada di hadapan kita sepanjang bulan sepanjang tahun. Peninggalan mereka dipuji dan jalan mereka dituruti, nama mereka ditinggikan dan usaha mereka disyukuri. Jika mereka disebut dalam majlis-majlis orang-orang berdoa dan mengharapkan rahmat Allah untuk mereka. Jika disebutkan amal kebajikan dan adab yang tinggi maka ketahuilah merekalah panutan manusia dalam hal itu.
Islam tidak membiarkan umatnya dalam kebodohan apa pun bentuknya. Islam justru menuntut umatnya untuk menjadi umat yang melandaskan segala pikiran perbuatan dan tindak tanduknya di muka bumi ini dengan ilmu. Jadi adalah hal yang tak terbantahkan kewajibannya menuntut ilmu bagi seorang muslim. Orang yang berbuat tanpa ilmu pasti tersesat dan bahkan bisa menyesatkan.
Tidaklah mungkin akan sama antara orang yang berilmu dengan orang yang tidak berilmu. Tidak mungkin sama orang yang berjalan digelapan dengan cahaya di tangannya sebagai penerang jalan dengan orang yg berjalan di kegelapan tanpa cahaya menerangi jalannya.
Kebodohan akan membuat orang yang memilikinya memandang baik segala yang diperbuatnya. Itu karena ia tidak memiliki ilmu yang dapat membedakan baik dan buruknya sesuatu. Kebodohan hanya akan menghantarkan pemiliknya kepada jurang kehancuran dan kehinaan. Menyadari kebodohan adalah suatu keberuntungan dan tidak menyadari kebodohan adalah suatu kebodohan di atas kebodohan.
Hukum dan pahala menuntut Ilmu
Dari Riwayat Abdul Bar melalui Anas r.a.
Nabi bersabda: Menuntut ilmu wajib bagi setiap muslim, sesungguhnya yang menuntut ilmu itu dimintakan ampunan baginya oleh semua mahluk hingga ikan-ikan yang ada di laut.
Menuntut ilmu hukumnya wajib bagi setiap muslim, menuntut ilmu agama hukumnya fardu ain, sedangkan menuntut ilmu yang menyangkut kemaslahatan umum hukumnya fardu kifayah. Segala sesuatu ikut mendoakan orang-orang yang sedang menuntut ilmu dan memintakan ampun kepada Allah hingga ikan-ikan yang ada di laut.
Terkait dengan menuntut ilmu bahkan nabi menegaskan dan mengumpamakan seperti dari Riwayat Ad-Dailami bahwa:
Menuntut ilmu lebih utama disisi Allah daripada salat, shaum, haji dan berjihad di jalan Allah. Dikatakan demikian karena ilmu merupakan kunci dari segala sesuatu. Barang siapa yang menghendaki pahala aherat maka ia harus berilmu, pahala salat maka harus memiliki ilmu, pahala haji maka harus memiliki ilmunya berjihad di jalan allah maka harus berilmu, begitu pula dengan hal lainnya ilmu adalah kuncinya.
Setiap orang yang beramal tanpa ilmu, maka amalannya ditolak dan tidak diterima karena syarat utama bagi diterimanya suatu amal adalah ilmu. Maka dikatakan bahwa tidurnya seorang ‘alim (orang berilmu) lebih baik daripada ibadahnya orang yang bodoh (tidak alim)
Mudah –mudahan tulisan singkat ini bisa bermanfaat bagi kitasemua khusunya bagi penulis sendiri, kritik dan saran sangat diharapkan untuk kesempurnaan tulisan ini.
Ushikum wanafshi bitakwallah wasalam mualaikum wr.wb.
Penulis : Akhmad Munir, SP.d (Pimpinan Pondok Bidang Pengembangan Organisasi, Wira usaha dan Hubungan Internasional)