Oleh :Ust. Rahmat Afandi, STHI
Maashirol Muslimin wal muslimat rohimakumullah
AlQur’an secara tegas hanya menyebutkan tiga cara manusia memperoleh informasi dariAllah , sesuai firman Allah :
Tidakseorangmanusia pun yang Allah berkata kata kepadanya ( memberikanInformasi) kecuali dengan perantara wahyu ,atau di belakang tabir ( mendengar kalam ilahi ,tetapi tidak melihatnya ) ,atau dengan mengutu sutusan ( Malaikat ) lalu diwahyukan kepadanya apa yang Dia ( Allah ) kehendaki. Sesungguhnya Dia maha mengetahui lagi maha kuasa (QS AS-Syura (42):51 ).
Yang dimaksud dengan cara pertama ( perantarawahyu ) adalah ilham atau mencampakan kedalam kalbu atau melalui mimpi, sebagaimana dialami oleh Nabi Ibrahim dalam untuk perintah menyembelih anaknya.
Cara kedua adalah dengan memperdengarkan pesan atau kalam Allah tanpa melihat-Nya sebagaimana dialami oleh Nabi Musa. Dan cara ketiga adalah dengan mengutus malaikat, baik jibril maupun selainnya.
Ketiga cara itu pernah dialami oleh Nabi SAW. Akan tetapi, perlu dilihat bahwa, khusus untuk wahyu Al-Qur’an, Nabi Muhammad SAW menerimanya dengan cara ke tiga, tetapi selalu melalui Malaikat Jibril, ini antara lain berdasarkanFirman-Nyadalam
Al-Qur’an ( QS An-Najm ) (53):3-5). Lafal dan makna dariwahyu Al-Qur’an yang turun dan dibawa oleh Malaikat Jibril bersumber langsung dari Allah SWT, bukan lafal Jibril maupun lafal Nabi Muhammad SAW. Itulah sebabnya kandungan isi atau redaksinya sedemikian indah dan teliti, dan Allah menantang siapa pun yang ragu untuk menyusun semacam Al’qur’an, walau hanya semisal satu surah saja. Seandainya lafal Qur’an disusun olehNabi Muhammad SAW, tentu saja ada manusia yang dapat menyusun semacamnya.
Memang ada hadits yang menginformasikan wahyu yang diterima oleh Nabi seperti bunyi gemerincing lonceng , atau seperti suara lebah, dan sebagainya, perludiketahui bahwa kandungan wahyu Al-Qur’an ada yang sedemikian keras mengandung ancaman, dan ada pula yang lemah lembut member janji -janji kedamaian dan syurga.
Nah wahyu yang mengandung ancaman didengar olehNabi SAW seakan-akan diiringi gemerincing lonceng dan berpengaruh sangat kuat dalam jiwa beliau dan wahyu yang memberi janji-janji kedamaian bagai kan diiringi 9 suara lebah, jadi jika kita menemukan hadits yang ada gemerincing lonceng atau suara lebah bukan karena Nabi mendapatkan wahyu dengan suara-suara tersebut melainkan pengandaiannya seperti gemerincing lonceng dan suara lebah.
Itu pula sebabnya beliau bersabda,” surah Hud menjadikan akuberuban .’, sebab surah tersebut mengandung beraneka ancaman , nah ini juga menurut hemat saya hal ini dapat diilustrasikan dengan kalimat-kalimat yang diiringi ilustrasi seperti di atas ada yang keras sehingga memekakkan telinga , dan ada pula yang lemah lembut menenangkan jiwa, dan sebagainya. Masing-Masing disesuaikan dengan kandungan pesan yang disampaikan.
Semoga bermanfaat bagi kita semua.
Penulis : Alumnus Pondok Modern Gontor, Kepala Pengasuhan Santri