up1

DUA HAKIKAT HIJRAH
———————————
Hijrah merupakan kata yang sering kita dengar diera anak-anak zaman sekarang, mereka bilang “Gak Hijrah Gak Gaul”, namun kebanyakan mereka tidak tahu hakikat mereka berhijrah, mereka hanya ikut-ikutan tanpa diimbangi dengan pengetahuan yang sebenarnya.
 
Hijrah tidak bisa diartikan pindah saja, namun ada pengertian dan hakikat yang sebenarnya tentang hijrah, Rasulullah SAW bersabda :
 
“Sesungguhnya hijrah memiliki dua macam. Yang pertama engkau meninggalkan keburukan dan yang kedua engkau berhijrah menuju Allah dan Rasul-Nya. Hijrah tidak pernah terputus selama taubat masih diterima, dan taubat masih diterima selama matahari belum terbit dari barat.” (HR. Ahmad)
 
#Pertama
Hakikat hijrah itu adalah meninggalkan keburukan, atau sering disebut kebathilan. Dalam agama Islam disamping ada amar ma’ruf yakni memerintahkan kebaikan, ada pula nahi munkar, yakni mencegah manusia dari melakukan keburukan, tiada lain tujuannya supaya berlangsungnya kehidupan yang lebih baik, yang taat beragama pada Allah SWT.
 
#Kedua
Hakikat hijrah yang kedua adalah menuju Allah dan Rasul-Nya, dalam artian bertaubat dengan sebenar-benarnya taubat. Mereka yang belum menuju jalan Allah adalah mereka yang belum yakin hari esoknya akan lebih baik, sehingga mereka lebih banyak melalaikan perintah Allah untuk memenuhi hasrat hawa nafsu dunianya, mereka takut kehilangan kenikmatan dunia yang akhirnya membawa mereka dalam kesulitan.
 
Padahal, jika kita ketahui hakikat Hijrah yang sebenarnya, Maka Allah SWT akan memberi kita lebih dari apa yang kita bayangkan.

۞ وَمَن يُهَاجِرْ فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ يَجِدْ فِى ٱلْأَرْضِ مُرَٰغَمًا كَثِيرًا وَسَعَةً ۚ وَمَن يَخْرُجْ مِنۢ بَيْتِهِۦ مُهَاجِرًا إِلَى ٱللَّهِ وَرَسُولِهِۦ ثُمَّ يُدْرِكْهُ ٱلْمَوْتُ فَقَدْ وَقَعَ أَجْرُهُۥ عَلَى ٱللَّهِ ۗ وَكَانَ ٱللَّهُ غَفُورًا رَّحِيمًا

“Barangsiapa berhijrah di jalan Allah, niscaya mereka mendapati di muka bumi ini tempat hijrah yang luas dan rezeki yang banyak. Barangsiapa keluar dari rumahnya dengan maksud berhijrah kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian kematian menimpanya (sebelum sampai ke tempat yang dituju), maka sungguh telah tetap pahalanya di sisi Allah. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Annisa : 100)
 
Bilal bin Rabbah merupakan salah seorang yang membuktikan ayat diatas, dia adalah seorang budak yang hiduonya terkungkung diketiak sang majikan. Namun dia mau berhijrah menuju Allah dan Rasul-Nya dan ternyata bumi ini tidak sesempit yang dibayangkannya. Ia tidak hanya ditolong oleh Sahabat Abu Bakar Ash Shiddiq dengan dibebaskan dari perbudakan, tapi juga menjadi manusia terhormat dan tercatat dalam sejarah. Sehingga, umat islam sepanjang masa tidak akan pernah melupakannya.